Profil Kota Banjarmasin
Muhammad Ahrishar
3614100095
Gerbang Kota Banjarmasin |
Geografis, Letak dan Batas Administrasi
Kota Banjarmasin merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur
Timur. Kota Banjarmasin nyaris berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terletak di bagian selatan Provinsi Kalimantan Selatan pada
ketinggian tempat rata-rata 0,16 meter dibawah permukaan laut dan kondisi wilayah
relatif datar. Walaupun luas wilayah Kota Banjarmasin relatif kecil
dibandingkan dengan 12 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan
Selatan, namun Kota Banjarmasin berada pada posisi yang strategis yakni sebagai
gerbang utama perdagangan melalui jalur laut. Sejak dahulu Banjarmasin memegang
peranan strategis dalam lalu lintas perdagangan antar pulau, karena terletak di
pertemuan antara sungai Barito dan Sungai Martapura yang luas dan dalam.
Terletak 22 km dari laut Jawa, sungai-sungai tersebut tentunya dapat dilayari
kapal besar sehingga kapal-kapal Samudera dapat merapat hingga Kota Banjarmasin.
Dengan
luas ± 98,46 Km2, kota ini dibagi menjadi 5 wilayah administrasi kecamatan,
yaitu Kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Timur,
Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Selatan. Dengan peraturan daerah Nomor 1
Tahun 2010 tanggal 5 Januari 2010 tentang Pemekaran, Perubahan dan Pembentukan
Kelurahan dalam Daerah Kota Banjarmasin maka jumlah total kelurahan di Kota
Banjarmasin menjadi 52 kelurahan. Kota Banjarmasin memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
·
Sebelah
Utara : berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar
·
Sebelah
Timur : berbatasan dengan Kabupaten Banjar
·
Sebelah
Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Banjar
·
Sebelah
Barat : berbatasan dengan Sungai Barito dan Kabupaten Barito Kuala
Banjarmasin yang terletak hampir di tengah NKRI |
Peta Batasan Administratif Kota Banjarmasin |
Arahan Pengembangan
Kota
Banjarmasin memiliki visi ‘Kayuh Baimbai Menuju Banjarmasin Baiman (Bertakwa,
Aman, Indah, Maju, Amanah dan Nyaman)’ yang artinya Kota Banjarmasin memiliki
enam pilar utama sebagai arahan pengembangan kota yaitu Bertakwa, Aman, Indah, Maju, Amanah, dan Nyaman dengan misi antara lain:
1.
Mewujudkan
Kota Banjarmasin bertakwa dalam setiap sendi kehidupan masyarakat, dengan
mengedepankan pendidikan akhlak dan budi pekerti sehingga terwujud masyarakat Banjarmasin yang
religius, berbudi luhur, berbudaya, sehat dan sejahtera
2.
Mewujudkan
Kota Banjarmasin yang aman, sehat dan kondusif bagi pribadi dan kehidupan
bermasyarakat
3. Mewujudkan
Kota Banjarmasin indah dengan penataan kota berbasis tata ruang berbasis
sungai, guna terwujud kota yang asri dan harmoni.
4.
Mewujudkan
Kota Banjarmasin yang maju dengan penguatan perekonomian melalui sektor
Perdagangan, Perindustrian dan Pelabuhan dengan memperhatikan pemerataan pendapatan, meningkatkan taraf pendidikan, pengembangan dan pelestarian budaya
Banjar, kuliner Banjar serta pariwisata sungaiuntuk mencapai kesejahteraan
masyarakat.
5. Melaksanakan
pemerintahan amanah, ramah, bersih dan profesional berbasis teknologi informasi
dan komunikasi, sertamemaksimalkan fungsi melayani sebagai suatu tanggungjawab
terhadap masyarakat dan Tuhan YME.
6. Melaksanakan
pembangunan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan dengan memperhatikan
Kesesuaian Tata Ruang, serta pembangunan menyeluruh mulai dari daerah terluar,
terpencil dan terbelakang sebagai pembangunan dasar untuk menjadikan kota
Banjarmasin nyaman yang ditunjang dengan perbaikan pengelolaan wisata dan
pengelolaan pasar tradisional secara professional.
Perkembangan
pembangunan khususnya pemanfaatan ruang di Kota Banjarmasin diselenggarakan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia dengan tetap memperhatikan
daya dukung, daya tampung, dan kelestarian lingkungan hidup. Pemanfaatan ruang wilayah kota mengacu pada Rencana Struktur Ruang dan Rencana Pola Ruang. Pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah dilakukan melalui penyusunan program pemanfaatan ruang. Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dimana Rencana Struktur Ruang terdiri dari sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota dan sistem jaringan prasarana wilayah kota, sedangkan Rencana Pola Ruang terdiri dari atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berikut ini adalah Peta Rencana Struktur Ruang dan Rencana Pola Ruang Kota Banjarmasin:
Peta Rencana Pola Ruang Kota Banjarmasin |
Peta Rencana Struktur Ruang Kota Banjarmasin |
Demografi dan Sosial Budaya
Masyarakat atau
penduduk Kota Banjarmasin secara garis besar terdiri dari 2 kelompok yaitu
Masyarakat Pribumi dan Pendatang. Kaum pribumi adalah suku Banjar yang
merupakan mayoritas dari total penduduk provinsi Kalimantan Selatan. Suku
Banjar terdiri dari Suku Banjar Pahuluan dan Suku Banjar Batang Banyu. Kaum
Pendatang terdiri dari Suku Jawa, Madura, Bajau, Bugis, Cina dan Arab. Budaya
dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya
tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan
Persia.
Penduduk
Banjarmasin dikenal taat pada ajaran agama. Sebagaimana agama yang diakui di
Indonesia, seperti Islam, Budha, Hindu, Katolik, Protestan, dan Khong Hu Tsu
ada di Banjarmasin dan agama yang pemeluknya terbesar adalah agama Islam. Sendi-sendi
islami juga tercermin dengan banyaknya acara bernuansa islami seperti meriahnya
peringatan hari hari besar islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan
semaraknya Pasar Wadai Ramadhan. Walaupun Islam menjadi mayoritas di Kota ini, akan tetapi toleransi antar umat
beragama tetap terjalin dengan harmonis. Ini ditunjukkan dengan tidak pernah
adanya konflik yang bernuansa agama di Kota ini.
Pengaruh
agama Islam di Kota Banjarmasin sangat kuat terhadap segala aspek kehidupan sosial
dan budaya masyarakat termasuk bidang ekonomi, hukum, dan politik. Oleh karena
itu, sikap dan persepsi masyarakat terhadap berbagai masalah sangat ditentukan
oleh pendekatan-pendekatan islami yang menjadi pedoman peri kehidupan
pemeluknya. Hal ini ditandai dengan banyaknya langgar (mushalla) serta mesjid
yang sangat mudah dijumpai seluruh pelosok kota.
Berdasarkan
data jumlah penduduk tahun 1990 sampai dengan tahun 2008, penduduk Kota
Banjarmasin berjumlah 627.245 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
sebesar 2,36% . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
No
|
Tahun
|
Jumlah
(Jiwa)
|
Pertumbuhan
(%)
|
1
|
1990
|
481.371
|
2,36
|
2
|
2000
|
532.556
|
1,02
|
3
|
2001
|
535.949
|
0,64
|
4
|
2002
|
539.060
|
0,58
|
5
|
2003
|
566.008
|
2,03
|
6
|
2004
|
572.300
|
1,10
|
7
|
2005
|
589.115
|
0,34
|
8
|
2006
|
602.725
|
1,55
|
9
|
2007
|
615.570
|
1,81
|
10
|
2008
|
627.245
|
2,07
|
Tabel Jumlah Penduduk dan Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk
Di Kota Banjarmasin Tahun 1990-2008
sumber: BPS Kota Banjarmasin
Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan, terutama dalam
bidang ekonomi. Perkembangan sektor ekonomi yang terbentuk dari laju
pertumbuhan akan memberikan gambaran
tentang tingkat perubahan ekonomi yang terjadi, dimana pergerakan laju
pertumbuhan ini merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil pembangunan
yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah dan sasaran pembangunan
dimasa yang akan datang. Disamping digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, angka ini juga memberikan indikasi
tentang sejauhmana aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode
tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi penduduk.
No
|
Sektor
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
1
|
Pertanian
|
54.529,67
|
57.662,10
|
60.399,75
|
62.094,80
|
2
|
Pertambangan
dan Penggalian
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Industri
Pengolahan
|
864.121,40
|
889.440,15
|
919.236,40
|
939.785,89
|
4
|
Listrik
dan Air Minum
|
83.249,35
|
90.528,84
|
96.772,28
|
103.828,13
|
5
|
Bangunan
|
490.505,12
|
543.293,08
|
600.954,96
|
660.088,93
|
6
|
Perdagangan,
Restoran, dan Perhotelan
|
1.193.536,46
|
1.259.949,72
|
1.337.918,16
|
1.428.356,70
|
7
|
Pengangkutan
dan Komunikasi
|
1.314.198,28
|
1.410.326,82
|
1.511.469,08
|
1.626.618,54
|
8
|
Keuangan,
Persewaan, dan Jasa Perusahaan
|
600.647,13
|
630.995,99
|
703.909,28
|
766.390,62
|
9
|
Jasa-jasa
|
655.883,37
|
705.921,61
|
758.352,54
|
816,030.98
|
PDRB
|
5.256.670,77
|
5.588.118,31
|
5.989.012,45
|
6.403.194,58
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
|||
Kota
Banjarmasin
|
5,62
|
5,15
|
6,18
|
7,18
|
6,25
|
Tabel Pertumbuhan
Ekonomi Kota Banjarmasin [Seri 2010] Tahun 2010-2014
sumber: BPS Kota Banjarmasin
Laju pertumbuhan PDRB perkapita yang riil biasanya didasarkan atas dasar harga konstan yang umumnya digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur ekonomi rakyat secara keseluruhan dalam arti luas, yaitu berapa banyak barang riil dan jasa-jasa yang dihasilkan untuk keperluan konsumsi dan investasi penduduk. Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin sebagaimana terlihat pada tabel diatas terus meningkat dalam kurun waktu 4 tahun (2011-2014). Semua sektor terus mengalami pertumbuhan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa selama 4 tahun terakhir di Kota Banjarmasin terjadi proses perbaikan ekonomi dengan rata-rata pertumbuhan PDRB sebesar 0,07% dan mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,07 % per tahunnya. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Banjarmasin juga akan meningkat di tahun-tahun mendatang
Laju pertumbuhan PDRB perkapita yang riil biasanya didasarkan atas dasar harga konstan yang umumnya digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur ekonomi rakyat secara keseluruhan dalam arti luas, yaitu berapa banyak barang riil dan jasa-jasa yang dihasilkan untuk keperluan konsumsi dan investasi penduduk. Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin sebagaimana terlihat pada tabel diatas terus meningkat dalam kurun waktu 4 tahun (2011-2014). Semua sektor terus mengalami pertumbuhan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa selama 4 tahun terakhir di Kota Banjarmasin terjadi proses perbaikan ekonomi dengan rata-rata pertumbuhan PDRB sebesar 0,07% dan mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,07 % per tahunnya. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Banjarmasin juga akan meningkat di tahun-tahun mendatang
Sarana dan Prasarana
Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi, khususnya industri dan perdagangan di Kota Banjarmasin tidak terlepas
dari dukungan sarana dan prasarana yang ada, khususnya infrastruktur jalan dan
jembatan. Saat ini seluruh kota dan
kabupaten di Kalimantan Selatan sudah terhubung dengan jalur darat dengan
ketersediaan armada transportasi yang melayani transportasi antar kota dan
provinsi yang berpusat di Kota Banjarmasin. Hal ini tentunya sangat menunjang
aktivitas perdagangan di Kota Banjarmasin yang berfungsi sebagai pusat
perdagangan. Transportasi laut juga berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi
Banjarmasin. Sebagian ekspor maupun impor barang dilakukan melalui jalur laut. Aktivitas
ini ditunjang oleh pelabuhan Trisakti yang merupakan pelabuhan kelas IA dalam
lingkungan PELINDO III. Pelabuhan ini dari waktu ke waktu terus ditambah
fasilitas serta areal kapasitasnya, karena volume kapal maupun peti kemas terus
meningkat.
Selain transportasi,
pertumbuhan ekonomi juga didukung ketersediaan energi listrik yang telah mampu
menjangkau 100% kebutuhan listrik di wilayah Kota Banjarmasin. Serta
ketersediaan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
dengan jaringan distribusi yang terus diperluas yang menjadikan Kota
Banjarmasin sebagai daerah yang menjanjikan untuk berinvestasi. Selain itu juga
sudah didukung jaringan informasi dan komunikasi yang baik dengan hampir semua
operator seluler sudah beroperasi. Tumbuh suburnya bisnis perhotelan,
perbankan, pusat perbelanjaan modern, dan restoran-restoran juga berpengaruh
terhadap roda perekonomian kota Banjarmasin.
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin |
Duta Mall Banjarmasin |
Potensi dan Permasalahan Wilayah
Sungai
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin
mendapat julukan "kota seribu sungai" meskipun sungai yang mengalir
di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama
masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan
transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet
ekonomi, khususnya pariwisata. Sungai merupakan urat nadi kehidupan dan
perekonomian masyarakat Kota Banjarmasin karena selain berfungsi sebagai
drainase juga sebagai prasarana transportasi air disamping prasarana
transportasi darat yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.
Namun,
kondisi permukiman tepi sungai Banjarmasin kini semakin tua dan semakin
semrawut. Selain disebabkan belum jelasnya orientasi tata ruang kota, juga
disebabkan minimnya perhatian pemerintah terhadap arti pentingnya bantaran
sungai. Pemandangan di permukiman penduduk di sepanjang Sungai Barito dan
Sungai Martapura kini semakin beranjak menjadi kumuh. Lanting-lanting (rumah
terapung) yang menjadi ciri khas budaya dan bisa menarik wisatawan itu kini
semakin tak tertata dan tak sedap dipandang mata. Air sungainya berwarna coklat
dan kadang kehitam-hitaman. Berbagai jenis sampah, ranting, dedaunan, dan
lainnya yang berserakan di sungai makin menambah buruknya kualitas air. Selain
itu persoalan seperti pendangkalan dan kehilangan garis pantai sehingga sungai
menjadi pendek dan menyempit. Di antara ratusan anak-anak sungai Martapura
terdapat puluhan yang cuma tinggal nama, sungainya sudah berubah menjadi
permukiman, badan jalan, bangunan kantor, dan peruntukan lainnya.
Permukiman Bantaran Sungai di Banjarmasin |
Tata
ruang kota merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan pembangunan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan
kondisi lingkungan kota Banjarmasin yang merupakan kawasan rawa sangat
berpengaruh terhadap tata air. Akibat adanya pengurukan kawasan rawa
menyebabkan kemampuan kawasan rawa sebagai kawasan penyangga yang mampu
menyerap air di musim hujan dan mendistribusikannya kembali di musim kemarau
menjadi rusak. Hal ini diperparah dengan tidak tertatanya drainase sebagai
pengatur keluar masuknya air. Kawasan industri yang lokasinya berada di
bantaran sungai dan di tengah-tengah masyarakat tidak dilakukan penataan
kembali. Hal ini tentunya sangat mengganggu bagi kondisi kesehatan masyarakat
sekitar.
Pembangunan
perkotaan yang dilakukan di Banjarmasin masih tidak mengindahkan kaidah-kaidah
lingkungan hidup dan penataan ruang kota yang ramah lingkungan. Polusi udara,
pencemaran air, masalah sampah, buruknya pengelolaan sungai merupakan penyebab
utama berbagai penyakit yang menyerang penduduk kota terutama kalangan bawah. Di
satu sisi, pemerintah harus bekerja lebih optimal dalam membangun Kota
Banjarmasin dengan bersandar pada aspek lingkungan hidup, sosial-budaya, selain
aspek ekonomi.
Banjarmasin
sebagai kota sungai, harus merefungsi bantaran sungai bebas dari sampah dan
mengatur tata pemukiman daerah agar tertata rapi sebagai ciri khas objek Kota
Banjarmasin, menghijaukan kembali bantaran, serta menjadikan halaman muka
bangunan dan wajah kota. Meski memakan waktu lama, upaya revitalisasi bantaran
kali harus diikuti sosialisasi yang mendorong warga untuk berpartisipasi pindah
secara sukarela bergeser (bukan tergusur) ke kawasan terpadu yang komprehensif
yang sesuai dengan tatanan kota secara terpadu. Dengan kondisi bantaran sungai
yang tertata rapi, warga dapat menyusuri sungai menuju ke berbagai tempat
tujuan harian (kantor, sekolah, pasar) dengan aman, nyaman, dan bebas kemacetan
sambil menikmati keindahan lansekap tepi sungai. Pengoperasionalan perahu air
sebagai alat transportasi air kota (waterway) juga dapat mendukung pengembangan
sistem transportasi di Banjarmasin. Tentunya Kota Banjarmasin dapat bercermin
pada satu kota yang terletak di Italia, yaitu Venesia. Kota Venesia sangat
terkenal sebagai kota air yang menjadikannya kota pariwisata, dikunjungi oleh
ribuan wisatawan setiap tahunnya dengan pemasukan devisa yang sangat besar.
Nusantara mempunyai Venesia dari Timur, yang belum dipoles, sehingga belum
dapat dipromosikan. Kota Banjarmasin telah mempunyai infrastruktur sebagai kota
sungai, yang jika dikembangkan secara konsisten akan menjadi potensi untuk
tujuan wisata bahkan hingga mancanegara. Dalam hal ini, perlu keseimbangan
pembangunan infrastruktur yang tidak hanya berfokus di darat, namun juga
infrastruktur sungai sehingga keberadaan sungai tidak semakin hilang ditelan
zaman mengingat salah satu misi Pemerintah Kota Banjarmasin adalah melakukan penataan ruang kota yang berbasis sungai.
Pasar Terapung Lok Baintan |
Siring Sungai Martapura, Kota Banjarmasin |
Venesia: cerminan penataan ruang kota berbasis sungai |
Comments
Post a Comment